Senin, 12 Oktober 2009

mengejar jati diri

bagaimana mengejar jati diri kita supaya kedepanya bisa berhasil, pertama kita harus berusaha se keras mungkin. kita harus berdoa dengan giat. dan mau berusaha untuk menjadi terbaik dalam hidup ini okeeeeeeeeeee boyyyyyyyy
BAB I
Pendahuluaan



I.I Latar Belakang Masalah
“ Cara pembuatan nata de coco sangatlah mudah dan sederhana, tidak perlu memakai alat canggih. Dan manfaat nata de coco dapat meneumbuhkan serat pegeta, dan nata decoco juga aman untuk di konsumsi bagi setiap penggemar sajian nata decoco.

I.2 Rumusan Masalah
“ Masalah ialah suatu hal yang harus dapat di selesaikan, masalah yang akan di jadikan poko penelitiaan harus dirumuskan dengan jelas dan oprasional sehingga akan tampak ruang lingkup penelitiaanya. Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi masalah penelitiaan.
v Bagaimana cara pembuatan nata de coco
v Bahan apa saja yang dipakai untuk pembuatan nata decoco
v Berapa lama kurun waktu yang dipakai untuk pembuatan nata decoco
I.3 Tujuan Penelitiaan
“ Melelui penelitiaan ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh gambaraan mengenai hal-hal sebagai berikut :
Ø Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan nata decoco
Ø Untuk menetahui bahan-bahan apa saja yang dipakai untuk pembuatan nata decoco
Ø Untuk mengetahui berapa lama kurun waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan nata decoco
I.4 Manfaat Penelitiaan
“ Manfaat penelitiaan dalam membuat karya ilmiah sangat penting karena dalam penelitiaan itu penulis dapat mendapatkan data yang akurat, berikut ini cara yang digunakan penulis dalam melakukan penelitiaan.
Penulis menayakan secara langsung bagaimana cara pembuatan nata decoco
Penulis mewawancaraai pemilik perusahan tersebut
Metode yang penulis gunakan adalah metode deskrifsi




BAB II
Landasaan Teori


2.1 Pengertian cara pembuatan nata de coco
Bahan-bahan yang diperlukan dala pembuatan nata decoco, pertama air kelapa yang sudah lama disimpan, dan setelah itu air tersebut direbus hingga mendidih setelah direbus lalu ditambahkan bumbu seperti gula pasir, cuka, temik, pormalin, portas dan lain-lain. Dan setelah diberi bumbu lalu dicetak kedalam baki yang telah disiapkan lalu ditutup dengan koran lalu disimpan kurang lebih 8 hari.

BAB III
Metode Penelitiaan

3.1 Metode Penelitiaan
Untuk memantapkan kemempuan dan sarana yang ada, kita harus dapay memilih suatu cara yang efektif sebagai upaya untuk mecapai tujuan. Cara yang kita pilih ini biasa disebut metode.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis memilih metode deskriftif kaerna metode ini cocok untuk memecahkan masalah yang penulis hadapi sekarangdan pembahasan masalah secara mendalam.
3.1.1 Tempat dan waktu penelitiaan
Tempat penelitiaan yang kami datanggi adalah di daerah kalangsari dan waktu penelitiaanya pada pukul 11.00 sampai dengan selesai.
3.1.2 Subjek penelitiaan
Kami meneliti sebuah perusahaan nata decoco berdasarkan kemempuan yang kami miliki
3.1.3 Insterumen penelitian
Alat-alat yang dapat kami teliti seperti terdapat 3 tunggu besar, baki jaliken dan 3 buah panci besar
3.1.4 Prosedur penelitian
Menayakan secara langsung cara pembuatan nata decoco kepada pemilik perusahan tersebut



BAB IV
Hasil Penelitiaan

Kami dapat mengetahui secara langsung dari si pemilik perusahaan tersebut tentang bagai mana cara pembuatan nata decoco

BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Jadi nata decoco itu aman untuk dikonsumsi bagi setiap penggemar sajian nata de coco selain itu makanan ini juga berkhasiat untuk mengenyangkan perut yang sedang keroncongan
5.2 Saran
Sebaiknya menurut kami pemilik nata decoco harualah sering-sering mengirimkan nata decoco itu karena kami sangat ingin sekaliiiiiiiiiiiiiii
KATA PENGANTAR






Bismillahirrohmaannirrohim
Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa berkat rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ MENCERITAKAN PROSES DAN MODEL PEMILIHAN PADA MASA KHALAFAHUL RASYIDIN “.
Diilhami oleh kenyataan bahwa kegiatan menulis belum menjadi budaya di kalangan siswa, khususnya siswa SLTA, dan masih kurangnya pemahaman menulis terhadap makna dari hakikat menulis sebuah karangan, oleh karena itu kami terdorong untuk menyumbangkan suatu karya tulis yang diharapkan berguna bagi dunia pendidikan.
Menulis, sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, tetapi hal seperti ini seringkali dianggap sebagai kegiatan yang menjemukan. Siswa merasa bahwa menulis merupakan hal yang kurang menarik untuk dilakukan.
Tanpa bantuan dari berbagai pihak, kami belum tentu dapat menyelesaikan karya tulis ini, hal itu disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh kami dan pengalaman kami dalam menulis karangan atau karya tulis. Maka dari itu sudah sewajarnya apabila kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak Drs H. Mulyana sekalu Kepala Madrasah Aliyah YPK Cijulang yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti pendidikan pada MA. YPK Cijulang.
2. Yth. Dra. Euis selaku Wali kelas XII IPS dan selaku Guru Bidang Studi SKI yang telah banyak memberikan petunjuk cara penyusunan karya tulis.
3. Rekan-rekan senasib dan sepenanggungan yang telah memotivasi dan memberi dorongan kepada kami supaya segera menyelesaikan karya tulis ini.
Hanya kepada Allah jualah kita berharap, semoga karya tulis ini akan memberikan manfaat yang besar dalam mengembangkan budaya menulis di kalangan Siswa Madrasah Aliyah YPK Cijulang. Amiiin.




Cijulang, Juli 2009
Penulis,







DAFTAR ISI





Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................

1
DAFTAR ISI ....................................................................................

3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................

4
BAB II PEMBAHASAAN ...............................................................

7
BAB III PENUTUP ..........................................................................



3.1
Kesimpulan ...............................................................

9












BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Perihal mengenai kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu wacana yang selalu menarik untuk didiskusikan. Wacana kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Dalam firman Allah SWT dikatakan bahwa Al-qur’an itu sudah bersifat final dan tidak dapat diubah-ubah lagi. Sehingga Rasulullah SAW adalah pembawa risalah terakhir dan penyempurna dari risalah-risalah sebelumnya.
“ Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.”(Q.S Al-An’am:115).
Tidaklah mungkin akan ada seorang nabi baru setelah Rasulullah SAW. Karena ketika ada seorang nabi baru setelah Rasulullah SAW maka akan ada suatu risalah baru sebagai penyempurna dari risalah sebelumnya, sehingga artinya Al-qur’an tidaklah sempurna dan Allah menjadi tidak konsisten terhadap pernyataannya yang ia sebutkan dalam ayat di atas.
Ketika Rasulullah SAW wafat, berdasarkan fakta sejarah dalam Islam, Umat Islam terpecah belah akibat perdebatan mengenai kepemimpinan dalam Islam, khususnya mengenai proses pemilihan pemimpin dalam Islam dan siapa yang berhak atas kepemimpinan Islam.
Sejarah mencatat bahwa kepemimpinan Islam setelah Rasulullah SAW wafat dipimpin oleh Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah, dan Bani Abbas. Setelah dinasti Abbasyiah kepemimpinan Islam terpecah pecah ke dalam kesultan-kesultanan kecil.
Permasalahan kepemimpinan ini membuat Islam menjadi terfragmentasi dalam kelompok-kelompok, diantaranya yang terbesar adalah adanya kelompok Sunni dan Syiah. Kedua kelompok besar ini memiliki konsep dan pahaman kepemimpinan yang sangat jauh berbeda. Kedua kelompok ini memiliki dalil dan argumentasi yang sama-sama menggunakan sumber Islam yaitu Al-qur’an dan Sunnah.
Kedua kelompok ini terkadang saling berseteru antara satu sama lain, dan juga ada yang sampai mengkafirkan satu sama lain. Kondisi ini sangatlah tidak sehat bagi perkembangan kaum muslimin, harusnya mereka dapat berargumentasi secara rasional dan logis. Sehingga kaum muslim dapat melihat dan menilai apakah proposisi-proposisi yang dikeluarkan merupakan suatu kebenaran atau tidak.
Pada dasarnya sejarah tak bersih dari peristiwa kelam. Sejarah setiap bangsa, dan pada dasarnya sejarah umat manusia, merupakan himpunan peristiwa menyenangkan dan tidak menyenangkan. Pasti begitu. Allah menciptakan manusia sedemikian sehingga manusia tidak bebas dari dosa. Perbedaan yang terjadi pada sejarah berbagai bangsa, komunitas dan agama terletak pada proporsi peristiwa menyenangkan dan tidak menyenangkan, bukan pada fakta bahwa mereka, hanya memiliki peristiwa menyenangkan saja atau tidak menyenangkan saja.
Proses memahami sejarah tidak boleh berlandaskan suka atau tidak suka, dan juga harus siap menerima segala konsekuensi yang timbul setelah kita menelaah sejarah tersebut.
Dalam makalah ini kami berusaha untuk tidak berhenti pada konsep-konsep kepemimpinan tetapi juga membahas sejarah 4 khilafah setelah Rasulullah SAW wafat. Kami mencoba untuk menarik nilai-nilai apa yang bisa didapat untuk membentuk konsep-konsep kepemimpinan dalam Islam.





BAB II
PEMBAHASAAN


Umat Islam pada masa Nabi Muhamad SAW tidak pernah terjadi perselisihaan karena semua masalah dapat diselesaikan dengan adil dan bijaksana.
Sewaktu Nabi SAW wafat, seudah ada benih-benih perselisihan antara golongan Muhajirin dan Anshar tentang siapa yang akan menggantikan dalam urusan pemerintahaan (Khalifah). Masing-masing golongan telah mempersiapkan masing-masing calon Khalifah. Perpecahaan ini cepat dapat diatasi dan tidak menimbulkan kekacauan. Abu Bakar Sidik disetujui untuk menjadi Khalifah setelah wafatnya Nabi. Pada masa Khalifah Abu Bakar, timbul orang-orang murtad yang dapat diatasi dan sekaligus memerangi nabi palsu.
Setelah Abu Bakar meningal, diangkatlah Umar bin Khattab sebagai Khalifah. Ia adalah orang tegas, keras, dan disiplin. Ia telah dapat meletakkan pemerintahaan Isalm, mengankat Gubernur dan pegawai-pegawainya, membentuk qadi pada setiap provinsi, mendirikan baitul dan sebagaianya. Dan Para sahabat tidak boleh meninggalkan Madinah pada masa Umar.
Ia juga menaklukan Palestina dan negeri lainya yang sudah dimulai pada masa Abu Bakar, kemudian terhenti karena Abu Bakar wafat,
Kekhalifahaan Umar yang begitu streng dan disiplin lalu dipegang oleh Usman bin Affan yang lembut. Ia diangkat setelah Umar meninggal karena ditikam. Ia megangkat pejabat-pejabat dari keluarganya sendiri walaupun tidak cakap. Dimasa ini dikenal dengan pemerintahan keluarga. pada masa Khalifah Usman, banyak tanah yang dibagi-bagikan kepada para kerabat dan mereka bebas mau menetap dimana. Hal ini tidak akan terjadi pada masa Umar. Para penasehatnya yang licik dan banyak menghasut kepentinganya diri sendiri.
Dan diangkatnya Ali sebagai Khalifah bukan hasil keputusan musyawarah umat Islam, akan tetapi ia di angkat oleh para pemberontak. Ali bin Abi Thalib orang yang keras dan disiplin, hampir seperti Umar bin Khattab. Begitu jadi khalifah para gubernur yang diangkat oleh Usman diganti dan tanah-tanah yang dibagikan diambil kembali.
Dan masyarakat pada waktu itu terbagi menjadi 3 bagian yaitu yang pertama mendukung Ali, kedua yang melawan Ali dengan dalih menuntut balas atas kematian Usman yaitu Muawiyah. Golongan ke tiga yaitu mereka yang tidak setuju dengan Ali menduduki kursi Khalifah, sudah timbul perpecahan satu kelompok dengan kelompok yang lain dan mereka saing bunuh membunuh seperti “perang buta” dan “perang Sifiin”. Dan Ali meninggal dunia karena ditikam ketika hendak shalat subuh di Kuffah dan diganti oleh putranya Hasan yang berdamai demi kebutuhan umat.






BAB III
KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis data-data yang ada, kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1) Setelah Nabi Muhamad SAW wafat kepeminpinanya dalam meminpin umat Islam di gantikan oleh beberapa para sahabatnya.
2) Yang pertama peminpin yang menjabat di kursi sebagai kekhalifahaan adalah Abu Bakar Sidik, kemudian dilanjutkan oleh Umar bin Khatab, Usman, dan yang terakhir dijabat oleh Ali bin Abi Thalib.
3) Dari masing-masing khalifah sistem kepeminpinan yang di terapkanya berbeda namun sistem kepemerintahan yang begitu tegas dan disiplin ialah pada masa khalifah Umar dan Ali
4) Setelah meninggalnya Rasullulah dan digantikan oleh Kekalifahan uamt Islam menjadi terpecah belah, karena dari masing-masing khalifah tidak ada dapat memecahkan masalah dengan adil dan bijaksana seperti pada masa Rasullulah.

melompat demi hidup yg berarti

yg kita butuhkan adalah lompatan besar bukan langkah pelan-pelan bertongkatkan berjuta kehaatiran
bila kita sadar bahwa sebagai bangsa, kemajuan kita sudah tertinggal jauh dibandingkan bangsa-bangsa lain bahkan jika dibandingkan dengan negara baru semacam vietnampun maka kita harus bergegas melakukan perbaikan. perbaikan itu tdk cukup hanya dilakukan dengan melakukan langkah, kita justru harus melompat.
jadi, kita telah sama-sama menyadari betapa visi kultural kita sudah sedemikian lembeknya, maka kita harus melencut diri.